Jumat, 07 April 2017

Kalimat, Kalimat Efektif dan Sintaksis

Kalimat, Kalimat Efektif dan Sintaksis

1.     Kalimat
ü  Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir.
ü  Kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang biasanya berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, dan disertai dengan intonasi final.
ü  Gabungan dari unsur-unsur kalimat akan membentuk kalimat yang mengandung arti. Unsur-unsur inti kalimat antara lain SPOK : – Subjek / Subyek (S) – Predikat (P) – Objek / Obyek (O) – Keterangan (K)
Contoh :
1.      Di perpustakaan kami membaca buku itu.
2.      Kami membaca buku itu di perpustakaan.
3.      Karya tulis ilmiah remaja diperlombakan setiap bulan.
4.      Buku petunjuk penulisan karangan ilmiah telah beredar dikalangan masyarakat.

2.     Kalimat efektif
ü  Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis.
ü  Pengertian kalimat efektif: adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.
ü  Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa.
1.      Kesepadanan
Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu subjek, predikat, objek dan keterangan. Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.
Contoh :
ü  Amara pergi ke sekolah, kemudian Amara pergi ke rumah temannya untuk belajar. (tidak efektif)
ü  Amara pergi ke sekolah, kemudian kerumah temannya untuk belajar. (efektif)
2.      Kecermatan dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata
Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda)
Contoh :
ü  Mahasiswi perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (tidak efektif)
ü  Mahasiswi yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah. (efektif)
3.      Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa atau bentuk lain yang di anggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Contoh :
ü  Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama belajar di rumahku. (tidak efektif)
ü  Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
4.      Kelogisan
Bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Contoh :
ü  Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif).
ü  Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif).
5.             Kesatuan atau Kepaduan
Maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
Contoh:
ü  Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif).
ü  Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif).
6.      Keparalelan atau Kesejajaran
Adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu.
Contoh:
ü  Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif).
ü  Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif).
ü  Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif).
ü  Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif).

3.     Kalimat sintaksis
ü  Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat.
ü Sintaksis menurut Ramlan (1981:1) mengatakan” sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase.
ü Secara umum struktur sintaksis itu terdiri dari susunan subjek (S), predikat (P), objek (O), dan keterangan. Menurut Verhar (1978) fungsi-fungsi sintaksis itu yang terdiri dari unsur-unsur S, P, O, dan K itu merupakan “kotak-kotak kosong” atau “tempat-tempat kosong” yang tidak mempunyai arti apa-apa karenan kekosongannya. Tempat-tempat kosong itu akan diisi oleh sesuatu yang berupa kategori dan memiliki peranan tertentu.
ü  Istilah sintaksis berasal dari bahasa Belanda yaitu syntaxis. Dalam bahasa Inggris terdapat istilah Syntax. Ada banyak pendapat para ahli tentang sintaksis.
1.      Sintaksis adalah telaah mengenai pola-pola yang dipergunakan sebagai sarana untuk menggabung-gabungkan kata menjadi kalimat.
2.      Sintaksis merupakan analisis mengenai konstruksi-konstruksi yang hanya mengikutsertakan bentuk-bentuk bebas.
3.      Sintaksis merupakan bagian dari tata bahasa yang membicarakan struktur frasa dan kalimat.
Contoh :
1.        Seorang pelajar sedang belajar di perpustakaan.
Kalimat di atas terdiri dari satu klausa yang terdiri dari S (seorang pelajar), P (sedang belajar), dan KET (di perpustakaan). Tiap-tiap fungsi dalam klausa itu terdiri dari satuan yang disebut frase (seorang pelajar, sedang belajar, dan di perpustakaan).
2.      Nenek melirik kakek tadi pagi.
Tempat kosong yang bernama subjek disi oleh kata nenek yang berkategori nomina, tempat kosong yang bernama predikat diisi oleh kata melirik  yang berkategori verba, tempat kosong yang bernama objek diisi oleh kata  kakek yang berkategori nomina, dan tempat kosong yang bernama keterangan diisi oleh frasa tadi pagi yang berkategori nomina.


Daftar Pustaka.

Ali, Lukman dkk. 1991. Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Badudu, J.S. 1983. Membina Bahasa Indonesia baku. Bandung: Pustaka Prima.

Finoza, Lamuddin. 2002.. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.

Manaf, Ngusman Abdul, 2009. Sintaksis: Teori dan Terapannya dalam Bahasa Indonesia. Padang: Sukabina Press.


Razak, Abdul. 1985. Kalimat Efektif. Jakarta: Gramedia.

Seminar, Hakikat Berbahasa, Fungsi Bahasa, Ragam dan Laras

Seminar, Hakikat Berbahasa, Fungsi Bahasa, Ragam dan Laras

1.       Dalam benak Anda, apa isi dari matakuliah seminar?
-          Matakuliah yang mengajarkan mahasiswa bagaimana cara menulis sebuah proposal, skripsi, teisis atau disertasi secara sistematik dan benar sesuai dengan kaidah yang berlaku.
-          Matakuliah yang melatih para mahasiswa untuk dapat menyampaikan hasil karya ilmiah yang telah dibuatnya secara lisan dalam sebuah forum diskusi ilmiah.
-          Matakuliah yang melatih mahasiswa untuk dapat memperkaya wawasan ilmiah sehingga dapat memiliki kemampuan dalam berdiskusi dan berargumentasi secara ilmiah.

2.       Apa saja yang perlu Anda persiapkan, jika Anda akan mengikuti seminar ilmiah (sebagai pemakalah), dan makalah Anda akan diterbitka di sebuah jurnal ilmiah?

Persiapan pemakalah sebelum melakukan seminar :
a.       Persiapan mental
Menurut Prijosaksono dan Sembel yang dikutip dari modul kuliah Bahasa Indonesia 2012, Persiapan mental jauh lebih penting dari persiapan materi walaupun sesungguhnya persiapan materipun akan mempengaruhi kesiapan mental.
Menurut Anwar (1995) yang dikutip dari modul kuliah Bahasa Indonesia 2012, Persiapan mental adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk menimbulkan keberanian dan kepercayaan diri sehingga timbul perasaan mampu untuk berbicara didepan publik.
Langkah-langkah persiapan mental :
-          Meningkatkan Keimanan Terhadap Ketuhanan Yang Maha Esa.
-          Meningkatkan Akhlak.
-          Melakukan dialog dengan diri sendiri.
-          Melakukan Pelatihan.
b.      Persiapa materi
Menurut Anwar (1995) yang dikutip dari modul kuliah Bahasa Indonesia 2012, Persiapan materi adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk menguasai materi yang akan disampaikan dihadapan orang banyak dengan sistematis, luas dan mendalam.
Langkah-langlah yang harus dilakukan dalam rangka persiapan materi :
-          Menentukan topik.
-          Merumuskan Judul.
-          Mengumpulkan Bahan.
-          Menyiapkan Kerangka Materi.
-          Mengembangkan Kerangka Materi
-          Membuat Catatan.
-          Menyiapkan Alat Bantu

Persiapan makalah Anda akan diterbitkan di sebuah jurnal ilmiah?
Proses awal penerbitan jurnal ilmiah adalah :
-          Mendefinisikan nama jurnal
-          Menyusun anggota dewan redaksi yang terdiri dari para ahli di bidang yang sesuai dengan lingkup jurnal.
-          Menunjuk ketua dewan redaksi.
-          Menyusun aturan penulisan, proses evaluasi, serta desain sampul depan jurnal.
-          Menyiapkan makalah untuk penerbitan perdana.
-          Mengajukan permohonan nomor ISSN ke Pusat Dokumentasi dan informasi ilmiah (PDII), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dengan melengkapi persyaratan yang diperlukan :
a.       Melampirkan halaman editorial jurnal yang memuat nama Ketua dan anggota dewan redaksi, penerbit, serta informasi untuk penulis.
b.      Melampirkan daftar isi dari terbitan pertama.
c.       Mengisi formulir isian data biografi majalah.
d.      Mengisi form evaluasi ISSN.
e.      Membayar biaya administrasi.
Penerbitan jurnal ilmiah dilakukan melalui beberapa proses yaitu :
-          Pengumpulan makalah.
-          Proses evaluasi makalah oleh reviewer yang ditunjuk.
-          Proses revisi makalah
-          Pengeditan makalah yang telah dinyatakan Accepted.
-          Pengiriman hasil penyutingan makalah kepada penulis untuk dilakukan proof read.
-          Permintaan Assignment of Copyright dari penulis.
-          Penerbitan jurnal ilmiah

3.       Berikan penjelasan tentang:
1)      hakikat kegiatan berbahasa
-          Hakikat bahasa menurut Harimurti Kridalaksana dalam Kamus Linguistik edisi ketiga adalah system lambing bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri.
-          Menurut H. Douglas Brown dalam bukunya Henry Guntur Taringan “Pengajaran Pragmatik” menyebutkan hakikat bahasa sebagai suatu sistem yang sistematis, juga untuk sistem generative, seperangkat lambing-lambang atau simbol-simbol arbiter.
-          Abdul Chaer dan Leonie Agustina menyebutkan hakikat bahasa dalam bukunya “Pragmatik : Perkenalan Awal” yaitu sebuah sistem, artinya, bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan.
2)      fungsi bahasa
Fungsi bahasa secara umum :
a.       Bahasa sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri.
b.      Bahasa sebagai alat komunikasi.
c.       Bahasa sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial.
d.      Bahasa sebagai alat kontrol sosial.
Fungsi bahasa dalam masyarakat :
a.       Alat untuk berkomunikaasi dengan sesama manusia.
b.      Alat untuk bekerjasama dengan sesama manusia.
c.       Alat untuk mengidentifikasi diri.
Menurut Sumiati Budiman (1987:1) mengemukakan fungsi bahasa dapat dibedakan berdasarkan tujuan, yaitu :
1.       Fungsi praktis
Bahasa digunakan sebagai komunikasi dan interaksi antar anggota masyarakat dalam pergaulan hidup sehari-hari.
2.       Fungsi kultural
Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyimpan, menyebarkan dan mengembangkan kebudayaan.
3.       Fungsi artistik
Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan rasa estetis (keindahan) manusia melalui seni sastra.
4.       Fungsi edukatif
Bahasa digunakan sebagai alat menyampaikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
5.       Fungsi politis
Bahasa digunakan sebagai alat untuk mempusatkan bangsa dan untuk menyelenggarakan administrasio pemerintahan.
3)      bahasa yang baik dan benar
-          Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan situasi pembicaran (yakni, sesuai dengan lawan bicara, tempat pembicaraan dan ragam pembicaraan) dan sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia (Seperti : sesuai dengan kaidah ejaan, pungtuasi, Istilah dan tata).
-          Bahasa yang baik adalah bahasa yang sesuai dengan situasi.  Sebagai alat komunikasi, bahasa harus dapat efektif menyampaikan maksud kepada lawan bicara.
-          Bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa baku, baik kaidah untuk bahasa baku tertulis maupun bahasa baku lisan.

4)      ragam
-          Ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian.
-          Bachman (1990, dalam Angriawan, 2011:1), menyatakan bahwa ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicatrakan, menurut hubungan pembicara, kawan pembicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara.
5)      Laras
-          Laras (bahasa Inggris : register) adalah ragam bahasa yang digunakan untuk suatu tujuan atau pada konteks social tertentu.  Banyak sekali laras bahasa yang dapat diidentifikasi tanpa batasan yang jelas di antara mereka.
-          Laras bahasa adalah suatu kesesuaian antara bahasa itu sendiri dengan pemakainya.  Dengan kata lain, suatu bahasa harus sesuai dengan pemakainya.  Contohnya, jika dalam hal penulisan karya sastra seperti puisi dan pantun, maka laras bahasa yang digunakan adalah laras bahasa puisi atau laras bahasa pantun.

-          Laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan fungsi pemakainya.